Headlines News :
Home » , , » Kesedihan Para Sahabat Saat Rasulullah Wafat

Kesedihan Para Sahabat Saat Rasulullah Wafat

Written By Gilang al Qarana on Sabtu, 25 Mei 2013 | 08.34

Umar bin Khaththab r.a adalah sahabat Rasulullah saw yang memiliki semangat keberanian, keperkasaan, dan kehebatan yang tinggi. Bahkan hingga kini, walaupun setelah 15 abad berlalu, keperkasaanya masih tetap terkenal. Setelah memeluk islam, dia sudah tidak sabar lagi untuk segara mengumumkan ke-islamannya kepada khalayak ramai.

Walaupun Umar r.a mempunyai keberanian yang tinggi, namun ia tidak dapat menahan kesedihannya ketika Rasulullah saw wafat. Dengan rasa sedih dan gemetar, dia berdiri dan mengacungkan pedangnya sambil berteriak, “Barangsiapa mengatakan Rasulullah saw telah wafat, akan aku penggal lehernya. Rasulullah saw hanya pergi menjumpai Tuhannya seperti Nabi Musa a.s pergi ke gunung Thursina untuk menemui Tuhannya. Sebentar lagi beliau akan kembali. Barangsiapa menyebarkan berita bohong ini, maka akan kupotong tangan dan kakinya!”
Sedangkan ketika itu wajah Utsman bin Affan r.a demikian pucat hingga dia tidak dapat berbicara sampai hari kedua. Dengan mulut membisu, dia berjalan kesana ke mari. Begitu pula Ali bin Thalib r.a ia hanya berdiam diri tanpa bergerak sedikitpun. Hanya Abu Bakar Shiddiq r.a yang mampu bertahan. Dia tetap tegar bagaikan gunung. Padahal dia sangat mencintai Rasulullah saw sebagai mana kita ketahui kisah-kisah yang lalu. Dia mencium kening Rasulullah saw lalu keluar dari kamar Rasulullah saw dan berkata kepada Umar r.a, “Duduklah.” Kemudian Abu Bakar r.a berkhutbah, “Barangsiapa yang menyembah Muhammad saw maka ketahuilah, beliau sudah meninggal, dan barangsiapa yang menyembah Allah swt, maka sesungguhnya Dia itu hidup kekal abadi.”Selanjutnya dia membaca ayat al-Qur'an yang berbunyi:
“Dan tidaklah Muhammad itu kecuali hanya seorang Rasul yang sudah ada beberapa orang rasul sebelumnya. Apakah jika dia mati atau dibunuh kamu akan kembali menjadi kafir? Barang siapa menjadi Kafir, dia tidak akan merugikan Allah sedikitpun. Dan Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.”(Qs.Ali Imran ayat 144)

Hikmah dari kisah di atas:
Abu Bakar r.a mampu mengendalikan emosinya seperti itu, maka sudah sepantasnya lah Allah swt menjadikannya sebagai Khalifah kaum muslimin. Abu Bakar r.a juga menguasai ilmu tentang syari'at islam dan hukum waris. Setelah Rasulullah saw wafat, kaum muslimin berselisih, apakah Nabi saw akan dimakamkan di Makkah, di Madinah ataukah di masjidil Aqsha. Maka Abu Bakar r.a berkata bahwa dia mendengar Rasulullah saw bersabda, “Tempat dimakamkannya seorang Nabi adalah tempat ketika dia meninggal dunia.” Abu Bakar r.a berkata, “Saya dengar Rasulullah saw bersabda, “Seorang Nabi tidak memiliki ahli waris, jadi semua harta yang dimilikinya adalah sedekah.” Dia pun mendengar Nabi saw bersabda, “Barangsiapa menjadi pemimpin suatu pemerintahan, tetapi tidak memperhatikan bawahannya ketika menyerahkan tugasnya kepada bawahannya itu,maka Allah swt akan melaknatnya.” Sabda Nabi saw yang lain, “Orang-Orang Quraisy berhak atas urusan ini yaitu pemerintahan.” Selain hadits-hadits di atas,masih banyak hadits-hadits yang lainnya yang diketahui oleh Abu Bakar r.a (Sumber Himpunan Kitab Fadhail Amal Hal : 782)
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Sponsors


making gif
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
This Site Edited by Gilang al Qarana
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Semua Tentang Islam - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template